
Wisatawan menyaksikan
pemandangan Gunung Bromo dari Desa Wonokitri, Kecamatan Tosari,
Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Sabtu (2/4/2011).
Perkembangan pariwisata di dunia tak bisa lepas dari pengaruh online.
Semakin banyak orang menggunakan online travel agent (OTA) atau biro
perjalanan wisata berbasis online dibanding biro perjalanan wisata
tradisional.
Menurut Peter Lee, Senior Director Market Management
Asia Pacific Expedia, sebagai contoh adalah pelancong China dalam tren
wisata akibat pengaruh internet.
"Penetrasi China untuk koneksi
internet mencapai 130 juta orang. Dengan peningkatan ekonomi, terjadi
perubahan dalam tren orang China melakukan perjalanan," katanya saat
acara Web in Travel (WIT) di Jakarta, Rabu (27/3/2013).
Ia mengungkapkan kini pelancong China mayoritas pengguna internet. Mereka lebih senang berbelanja melalui online dibanding biro perjalanan wisata secara offline.
"Mereka juga lebih memilih, perjalanan yang bisa mereka booking sendiri," lanjutnya.
Oleh
karena itu, seperti diungkapkan Vice President Marketing Agoda Timothy
Hughes, jika ingin menangkap pelanggan masa kini, maka mau tak mau harus
mengubah diri menuju dunia online.
"Harus bisa menggunakan piranti mobile dan social network media (situs jaringan sosial) untuk menangkap customer pengguna internet di dunia," kata Hughes.
Bagaimana dengan Indonesia? Hughes melihat potensi besar di Indonesia. Hal yang bisa dilihat dari data Google Indonesia.
Head
of Travel Google Indonesia Henky Prihatna menuturkan pengguna internet
di Indonesia tahun lalu mencapai sekitar 63 juga pengguna. Tahun ini,
asumsi pengguna internet Indonesia mencapai 83 juta pengguna.
"Pencarian
di situs Google untuk pengguna Indonesia mencapai 2,5 miliar per bulan.
Pencarian khusus mengenai travel (perjalanan) mencapai 2 juta per
hari," kata Henky.
Menurut data dari Google Indonesia, pencarian
terkait perjalanan oleh pengguna internet di Indonesia tertinggi
berkaitan dengan maskapai. Kedua adalah hotel dan ketiga barulah
mengenai destinasi.
"Orang Indonesia mencari destinasi domestik. Baru kemudian mencari tentang Singapura, Malaysia, dan Thailand," tambah Henky.
Sumber : Kompas.com
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !