
KOMPAS/HARRY SUSILO
Suasana terowongan
kaca raksasa yang berisi aneka jenis hiu di SEA Aquarium, Singapura,
pada 7 Desember 2012. SEA Aquarium merupakan akuarium terbesar di dunia
berisi 45 juta liter air yang dihuni ratusan biota laut dari 800
spesies.
Keterbatasan sumber daya alam tak lantas
membuat Singapura kehabisan ide untuk menarik kunjungan turis. Beragam
obyek wisata dibangun di negeri mungil ini, termasuk akuarium berisi 45
juta liter air dengan lebih dari 100.000 biota laut.
”Inilah
akuarium terbesar di dunia,” ujar Tan Sri Lim Kok Thay, pemilik Genting
Group dan Resort World Sentosa. Akuarium yang mulai dibuka untuk publik
pada 22 November tahun lalu ini dibangun di dalam Resort World Sentosa
(RWS), kawasan wisata terintegrasi di Pulau Sentosa, Singapura.
Akuarium
bernama South East Asia (SEA) Aquarium ini menawarkan pemandangan bawah
laut yang dikemas dalam panel-panel kaca. SEA Aquarium adalah salah
satu obyek wisata air yang menjadi bagian dari wahana Marine Life Park
(MLP) di RWS.
MLP juga menawarkan obyek lain, yakni Adventure Cove
Waterpark atau taman bermain air dengan aneka tipe kolam renang dan
seluncur air. ”Dengan begitu, pengunjung dapat memilih wisata air dengan
cara basah atau kering,” kata Tan Hee Teck, Chief Executive Officer RWS
dan Presiden Genting Singapore PLC Venue.
Sekitar 200 jurnalis
dari China, Hongkong, Indonesia, Malaysia, Thailand, Rusia, dan
Singapura, yang diundang manajemen RWS saat peresmian kawasan wisata
tersebut, akhir tahun lalu, berkesempatan menyaksikan kemegahan SEA
Aquarium.
Setiap kelompok wartawan dari masing-masing negara
seperti layaknya satu grup turis didampingi dua pemandu yang bertugas
menjelaskan berbagai macam biota laut di dalam akuarium tersebut.
Terdapat 20 panel layar sentuh berisi informasi mengenai hewan laut dan
habitatnya.
Dengan membayar 29 dollar Singapura (setara Rp
225.000), pengunjung dapat menikmati keindahan bawah laut dengan
ditemani pemandu. Lalu, apa yang membuat akuarium ini berbeda?
Di
bagian awal, memasuki SEA Aquarium tak ubahnya berkunjung ke Sea World
di kawasan wisata Ancol, Jakarta. Namun, cara mengemas dan teknologi
yang ditawarkan obyek wisata ini jauh lebih berkelas.
Daya tarik
utama SEA Aquarium adalah panel kaca raksasa dengan panjang 36 meter dan
tinggi 8,3 meter. Di dalam kaca setebal 70 sentimeter ini terdapat ikan
pari manta yang meliuk memesona, keindahan ikan napoleon, lalu-lalang
ikan kerapu raksasa, dan ratusan ikan kecil yang berkejaran.
”Rasanya
begitu damai melihat pemandangan bawah laut seperti ini,” ujar Nath
(33), wisatawan asal Thailand, yang sedang berlibur di Singapura bersama
istri dan anaknya.
Panel kaca raksasa itu berbobot 250 ton atau
setara tiga bus tingkat yang ditumpuk. Pada umumnya pengunjung selalu
memanfaatkan momen di panel kaca untuk mengambil foto.
Selain
panel raksasa, di akuarium ini juga terdapat terowongan kaca raksasa
berisi sekitar 200 hiu dari 12 spesies berbeda, seperti hiu martil, hiu
karang sirip hitam, dan hiu perawat.
Di bagian lainnya juga
terdapat panel-panel kaca berukuran kecil berisi biota laut endemik,
seperti kepiting Jepang yang hidup di perairan bersuhu dingin, belut
moray, dan berbagai macam terumbu karang.
Hotel di akuarium
Sekitar
100.000 biota laut dari 800 spesies di akuarium ini berasal dari
sepuluh zona perairan yang meliputi 49 habitat berbeda, mulai dari laut
lepas di Asia, Teluk Arab, hingga danau air tawar di Afrika bagian
timur.
”Kebanyakan memang dari negara-negara Asia Tenggara seperti
Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Filipina,” ujar Joanna, salah
seorang pemandu SEA Aquarium.
Keragaman biota menjadi daya tarik
pengunjung untuk mengetahui keindahan dunia bawah laut tanpa harus
berkunjung ke daerah asal biota.
Jika belum puas menikmati
keindahan bawah laut hanya dengan mengitari akuarium, pengunjung juga
dapat menginap di kamar mewah yang langsung menghadap ke kubah kaca
terbesar di akuarium tersebut. Inilah yang disebut hasil kerja kreatif
oleh Tan Hee Teck.
Terdapat hotel dengan 11 kamar suite dengan
pemandangan samudra terbuka yang dibanderol dengan harga 2.400 dollar
Singapura atau setara Rp 19 juta per malam. Fasilitas yang mengungguli
hotel berbintang lima ini memang ditujukan bagi para jutawan yang
memiliki kesenangan akan dunia bawah laut.
Selain kamar hotel,
juga terdapat tempat makan bernama The Ocean Restaurant yang dikelilingi
panel kaca akuarium mulai dari dinding hingga atap. Kawasan ini masih
berada di dalam SEA Aquarium.
Selain menggaet grup wisatawan dan
keluarga, pihak SEA Aquarium juga menawarkan paket edukasi untuk menarik
minat para pelajar. Mereka menjalin kerja sama dengan sekolah yang
ingin berkunjung ke akuarium lewat berbagai program belajar agar siswa
dapat memahami dunia bawah air dan upaya konservasinya.
Biswajit
Guha, Direktur Edukasi, Konservasi, dan Riset MLP, menjelaskan, sebagian
biota laut yang ada di SEA Aquarium didatangkan langsung dari samudra
lepas, sebagian lagi didapat dari penyuplai.
Untuk memutuskan
jenis spesies tertentu digabung dalam satu panel kaca atau tidak, MLP
memiliki fasilitas riset Marine Aquaculture and Research Center (MARC).
Selain untuk riset, fasilitas ini juga digunakan untuk budidaya ikan.
Seluruh
biota dikarantina terlebih dahulu di sebuah kolam terpisah di MARC
sebelum ditempatkan dalam akuarium. Hal ini bertujuan agar spesies mampu
beradaptasi dengan lingkungan baru.
Biswajit menambahkan, kunci
penanganan biota yang ada di SEA Aquarium adalah pemberian makan secara
teratur serta penggantian air secara berkala agar hewan tidak stres. SEA
Aquarium memiliki tim yang memantau kondisi setiap biota secara
intensif.
Investasi
Selain
SEA Aquarium dan Adventure Cove Waterpark, RWS juga memiliki Universal
Studios Singapore, enam hotel berbintang berkapasitas 1.500 kamar, 60
restoran, kasino, dan ruang pertemuan yang mampu menampung 12.000 tamu.
Resor seluas 49 hektar di Pulau Sentosa ini bernilai investasi 7 miliar
dollar Singapura.
Dengan berbagai daya tarik tersebut, Tan Sri Lim
menargetkan dapat mendatangkan 17 juta wisatawan ke RWS pada 2013. RWS
akan ”memaksa” wisatawan memperpanjang masa kunjungan dengan
memanfaatkan posisi Singapura sebagai negara transit.
”Kami yakin
target itu dapat terwujud. Apalagi dengan semakin banyaknya penerbangan
yang singgah ke Singapura,” ujar Tan Sri Lim Kok Thay.
Untuk
mencapai target tersebut, Robin Goh, Asisten Direktur Komunikasi RWS,
mengaku pihaknya bekerja sama dengan agen pariwisata lokal di Indonesia,
Malaysia, dan China yang menjadi penyumbang terbesar kehadiran
wisatawan di negara seluas 710 kilometer persegi ini. Mengundang media
dari sejumlah negara, diakui Goh, juga menjadi ajang promosi yang
efektif.
Saat pembukaan perdana RWS pada 7 Desember 2012, berbagai
atraksi disuguhkan, seperti pesta kembang api, penyanyi sopran ternama
Sarah Brightman, dan penampilan orkestra. Pesta pembukaan RWS juga
dihadiri Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong.
RWS merupakan
mimpi besar Tan Sri Lim Kok Thay untuk mewujudkan kawasan wisata
terintegrasi berkelas internasional di Singapura yang mampu menjadi
unggulan di Asia. Tan Sri Lim, pengusaha asal Malaysia ini, juga pemilik
Genting Highland Resorts di ”Negeri Jiran”.
Pengelolaan RWS
menjadi tantangan bagi Indonesia. Kepuasan pengunjung memandang ribuan
biota laut di SEA Aquarium tentunya tak sebanding jika menatap langsung
ikan pari manta dan penyu hijau di Kepulauan Derawan, Kalimantan Timur,
ataupun terumbu karang di Raja Ampat, Papua.
Jika Tan Sri Lim
berani memasang target 17 juta wisatawan pada 2013, yang sebagian besar
turis asing, untuk mengunjungi kawasan pariwisata artifisial, bagaimana
dengan Indonesia yang memiliki beragam obyek wisata alam. Tentunya hal
ini bergantung pada keseriusan pemerintah. (HARRY SUSILO)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !