
www.inhabitat.com
Pulau
Oryx, pulau tanpa kendaraan bermotor tersebut akan memiliki terminal
kapal pesiar, sebuah taman air, hotel, ruang komersial, dan resor seluas
250 hektar.Hal tersebut ditunjukkan oleh Barwa Real Estate dengan mengumumkan rencananya pada akhir Mei 2013 lalu untuk membangun tempat tinggal seharga 5,5 miliar dollar AS atau setara Rp 5,4 triliun. Selain tempat tinggal, perusahaan tersebut juga akan membangun proyek resor pada sebuah pulau di salah satu garis pantai Qatar. Resor ini juga akan memiliki lima hotel mengapung.
Pulau Oryx, pulau tanpa kendaraan bermotor tersebut, akan memiliki terminal kapal pesiar, sebuah taman air, hotel, ruang komersial, dan resor seluas 250 hektar. Menurut Chief Executive Barwa Abdulla Abdulaziz Al Subaie mengatakan kepada para wartawan bahwa segala kemewahan ini mampu memberikan akomodasi bagi 25.000 orang. Ia juga menekankan, di masa mendatang akan ada "permintaan jangka pendek atas kamar hotel".
Tentu saja, ungkapan Subaie dapat dengan mudah dikaitkan dengan Piala Dunia 2022. Namun, Barwa secara resmi menolak bahwa proyek ini dapat dikaitkan dengan Piala Dunia.
"The Island Oryx & Gulf Resort adalah proyek yang diajukan oleh Barwa Real Estate di perairan Teluk Arab untuk mendukung rencana diversifikasi ekonomi di Qatar dan tidak, dengan cara apa pun, berhubungan dengan proyek-proyek Piala Dunia 2022," begitu bunyi pernyataan Barwa.
Sayangnya, rencana pembangunan ini masih berada dalam tahap konsep. Selain itu, menurut World Property Channel, Barwa sama dengan perusahaan pengembang lain yang memiliki tantangan dalam merealisasikan konsep ambisiusnya itu.
(Sumber: http://www.worldpropertychannel.com)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !